Kalo denger kata 24 karat, apa yang langsung kepikiran? Cinta. Cinta?
Mungkin kebanyakan orang iya, like meh 😀 sebenernya ada ga sih cinta yang murni – murni semurni – murninya 24 karat? Entahlah, tapi di postingan ini, aku gaakan bahas seperti apa cinta 24 karat beserta pembuktiannya itu, apalagi definisi karat (korosif) dalam dunia per-kimia-an, hush hush
Ini lebih penting dari itu semua, yaitu bagaimana mengikir hati yang berkarat?
Maasya Allah, hati, iya, hati, Yang kata orang sering bilang “Sakitnya tuh didieuuu” itu lho. Padahal, ternyata yang seharusnya ada dalam hati itu At – Taqwa. At – Taqwa haahunaa “Takwa itu berada di sini” (ya, di dalam hati).
Hati adalah segumpal daging, yang apabila ia rusak, akan rusaklah seluruh tubuh itu. Karena dosa itu membuat hati kita semakin berkarat, setitik demi setitik, jika terus dibiarkan, tertutuplah keseluruhannya, dengan segala bentuk atau modelnya, entah itu dosa besar maupun dosa kecil.
bagaimana mengikir hati dari karat, agar Ia menjadi bersih kembali?
(*) Dengan meninggalkan segala keinginan hati kita kepada selain Allah
Sebab dosa yang paling besar adalah syirik. Penting pula mengajarkan seorang anak dari bahaya yag satu ini. Banyak sekali kita temukan praktik kesyirikan yang dianggap ‘biasa saja’ bagi kehidupan kita, mungkin seperti serial kartun film Alad*n, ya, meminta kepada makhluk selain Allah Jalla Jalaluh, bukan? Terkesan menyenangkan, padahal kalau terselip mungkin di benak si kecil itu, “andai aku bisa sepertinya…….” Astaghfirullah, wa’iyadzubillah….
(*) Dengan banyak – banyak ber-istighfar
“Sungguh beruntung seseorang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak.” (HR. Ibnu Majah)
(*) Dengan memperbanyak membaca Qur’an, memahami maksudnya, dan juga mengamalkan
“Wahai umat manusia! Sungguh telah datang kepada kalian nasihat dari Rabb kalian (Qur’an), obat bagi penyakit yag berada di dalam dada, hidayah dan rahmat bagi orang – orang yang beriman” (Surah Yunus ayat 57)
(*) Dzikrullah, Mengingat Allahu ta’ala
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”
(Surah Ar – Ra’du ayat 28)
(*) Senang dengan kebahagiaan saudara kita
Ya, dengan tidak memelihara dengki di dalam hati, maka hati akan menjadi tenang, insyaallah, karena kecintaan kita terhadap apa yang saudara kita cintai akan berbuah kebaikan yang banyak. Namun adakah cara agar kita dapat saling mencintai?
Rasulullah Shallallahu ‘alayh wasallam bersabda :”Tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”
( HR Muslim no. 54, dari sahabat Abu Hurayrah radiallahu ‘anhum )
(*) Bebatuan kehidupan
“Sungguh kehidupan ini penuh dengan bebatuan, janganlah bebatuan itu membuat kita tersandung, tapi jadikanlah batu itu, pungutlah batu itu, agar kita jadikan tangga, ya tangga menuju kesuksesan” ( dari ustad Syafiq Basalamah )
(*) Jangan menangisi air masa lalu
Biarkan ia mengalir menjadi kenangan. Dengan mengambil hikmah dari masa lalu, jadikan hari ini menjadi lebih baik, juga untuk hari besok. Terlalu tenggelam dalam kegelapan masa lalu pun, terkadang membuat kita lalai dari menjalani hari ini dan mempersiapkan hari besok.
(*) Mari menata hati kembali
Itu saja yang dapat aku bagikan kepada kalian, saudaraku. Pesan ini merupakan sedikiiiiiiiiiiiiiiiiiiit yang dapat aku catat -__-, dari rekaman ceramah Dr Syafiq Riza Basalamah hafidzohullah dengan tema “Mengikir Hati yang Berkarat” yang bisa kalian download di sini 🙂
#NOTETOMYSELF !!! yang masih sangat jauh dari hati yang saliim dan sedang menujunya.