Aku Tidak Tau

night-run-bitch-storm-thunder-Favim.com-370099

Jauh hari semakin berlalu, usia yang dilalui semakin bertambah, dan masa yang tersisa semakin berkurang.

Aku tak tau di bumi mana, kematian itu akan datang.

Aku tak tau di waktu kapan, usiaku ‘kan berakhir.

Aku tak tau berapa banyak waktu yang telah dilalui untuk hal – hal yang bermanfaat.

Aku tak tau berapa banyak kewajiban yang aku tinggalkan.

Aku tak tau berapa banyak hati – hati yang pernah kusakiti, apakah mereka memaafkan?

Aku tak tau hal apa yang dapat kujadikan alasan, Rabb semesta alam memasukkanku ke tempat terbaik, sedang aku bukanlah siapa –siapa.

Aku tak tau seberapa menyesalnya aku kelak, tatkala aku tau aku banyak kesalahan.

Aku tak tau dimana orang – orang yang kusayangi berada, semua sibuk dengan urusannya masing – masing.

Sungguh waktu, aku tak tau.

Gadis Kecil Itu. . .

1845108

(tulisan ini, ditulis beberapa bulan lalu, dan baru saja sempat dipublish -_- )

Jum’at kemarin waktu menunggu angkot, saat aku pulang kuliah di siang hari yang panas, aku berpapasan dengan seorang gadis kecil pembawa kantong barang” bekas. Gadis itu berbeda dengan (maaf) –pemulung- yang lain, ia mengenakan kerudung putih, celana panjang merah dan baju panjang, sopan sekali. kukira usianya sekitar kelas 4-6 SD, ia lewat dihadapanku sambil tersenym manis sekali, untuk siapa? Aku :’) iya, dia terseyum sambil menundukkan kepala seakan mengucap ‘permisi’ buatku, padahal aku sedang mnggunakan masker.

Yasudah memang perjumpaan kami hanya beberapa detik saja, tapi wajah itu, mungkin akan selalu kuingat.

Betapa manisnya senyum itu, menghiasi wajahnya yang lelah mencari gelas-gelas a*ua bekas, di tengah hari yang panas, dalam hiruk pikuk kehidupan kota serta lalu lalang orang-orang di luar sana.

Apa ya perasaannya saat melihat anak seusianya hdup dengan segala fasilitas? Sedang ia harus bersusah susah dulu mencari barang bekas itu demi sesuap nasi atau mugkin menabung untuk biaya sekolah

“maka ni’mat mana lagi yang kau dustakan Naa?”

just a self reminder for me, Mardiana Zulfa, yang harus selalu diingatkan untuk bersyukur

Guru Sekolah Dasar

etry

Profesi paling menarik pertama kali dalam hidupku adalah menjadi seorang guru sekolah dasar. Kenapa guru sekolah dasar? Karena mengajar mereka berarti sambil bermain dan bercengkerama kepada mereka layaknya seperti seorang ibu bagiku. Anak-anak seusia sd adalah anak-anak yang masih mudah dibentuk dan belum terlalu banyak terkontaminasi arus pergaulan yang negatif, oleh karena itu, aku ingin sekali bukan hanya menjadi guru mereka yang setiap hari datang menyampaikan pelajaran lalu pulang, tapi aku ingin menyelipkan materi akhlak yg baik untuk mereka, merangkai pola pikirnya dan membuka mata mereka mengenai dunia yang lebih besar dan complicated yang akan mereka hadapi di kemudian hari.

Dibalik itu semua ada seorang guru sd-ku yang masih sampai saat ini tidak pernah aku lupakan, dia adalah Pak Ngadeni, S.Pd. orang asli Gunungkidul, Yogyakarta ini menurutku beda dengan guru-guru yang lain pada saat itu. Suara motor nya yang begitu khas, caranya melihat orang, dan terutama caranya mengajarkan masih jelas sekali dipikiranku. Dan Karena beliau pulalah aku jadi sangat mencintai matematika, walau setelahnya silih berganti datang guru matematika yang sifatnya tidak sama dngan beliau, aku tetap tak berubah, aku masih menyukai matematika.

Karena pekerjaan itu bukan hanya masalah berapa penghasilan yang kau dapat, tapi kepuasan apa yang kau dapat darinya dan seberapa besar manfaatmu untuk kemajuan negeri ini. Cheer up!

Pertama Kali Ditinggalkan

images (49)

Rasanya ditinggalkan itu menyedihkan, yang tadinya bersama kemudian dia pergi itu terasa ada yang hilang. Itulah yang aku rasakan pada awal kenaikan kelas 6 SD dulu. Ketika itu, aku beru mengerti bahwa kata ‘meninggal dunia’ itu memang benar-benar ada. Ketika sahabatku Tiwi pergi untuk selama-lamanya.

Pagi itu, aku dapat sebuah pesan dari temanku (Ros) “innalillahi wa inna ilaihi roji’uun, teman kita Arlin Pratiwi pada pukul 2 pagi tadi……”astaghfirullah, aku lemas. Akhirnya kuberanikan dir datang ke rumahnya bersama Sindy dan Fatma.

Di sana, aku melihat tubuhnya sudah tidak berdaya lagi, seolah tertidur pulas dengan wajah yang agak letih, seakan baru mengalami kejadian yang berat…

Aku terpaku dan tiba-tiba keluar dari mulutku, “Tiwi…..” dengan nada yang mungkin takkan pernah ada yang dengar. Di sampingnya ada Ibunya yang sudah tidak lagi menangis, tapi jelas terlihat matanya sembab, aku yakin air matanya mungkin telah mengering, melepas kepergian putrinya tercinta.

Aku segera keluar, karena Tiwi akan segera dimandikan. Hingga sampai dirinya siap dibawa kepemakaman, aku masih ada di sana.

Tadinya aku Sindy dan Fatma bingung, “Apa kita harus ikut juga ya?” dan jelas jawabannya adalah ikut. Kapan lagi? Ini adalah perjalanan kami bersamanya yang terakhir.

Kulihat kiri kanan jalan yang kami lalui bersama orang-orang, ya Allah ini perjalanan terakhirnya… aku takut, iya perasaan takut mati muncul saat itu. Aku melihat tubuhnya dimasukkan ke dalam liang itu, dan ayahnya ada di sana, sudah tidak menangis lagi.

Aku bilang, “kasian ya Tiwi…..”

Ayahnya bilang, “Nggaa, justru dia udah tenang sekarang”

Aku bingung dan bertanya pada diriku sendiri, “kapan giliranmu?”

Pulang-puang dari sana, aku melihat mamah sedang masak di dapur, ah rasanya, bahagia sekali. Kulihat papah sedang asyik menonton tv, tidak terhitung bahagianya.

“Ya Allah aku masih hidup!”

Saat diam dan mencoba menarik nafas dalam-dalam, aku bersyukur. Aku takut. Aku belum banyak beribadah, aku masih lalai, aku belum pakai kerudung (saat itu), aku belum banyak melakukan sesuatu. Aku mau ngerasain UASBN dulu. Aku pingin pakai baju putih biru dulu. Banyyakk sekali yang aku mau.

Perasaan itulah yang aku pikirkan saat itu, sekarang sudah 6tahun berlalu, dan aku masih mengingatnya.

Termakasih Tiwi, kepergianmu mengajarkan orang-orang yang kau tinggalkan kaya aku, kalau kematian itu tidak mengenal waktu, tidak mengenal usia, tidak mengenal keadaan. Hari itu kamu, suatu saat nanti aku. Aku yang akan dimandikan, dikafani dan diantarkan, kemudan ditinggalkan oleh-oleh orang-orang.

Semoga Allah mengampuni dosamu, dosaku, dan dosa kita seua yang kau tinggalkan, aamiin

Waktu Pagi

Setelah sore, waktu yang paling kusuka adalah waktu pagi :).

Di pagi hari, udara masih terasa segar, sesuatu yang mungkin akan susah sekali dirasakan menjelang pukul 9 dan seterusnya. Ya, aku emang pecinta udara segar, cintanya tuh cinta banget, masih inget tentang keinginanku untuk tinggal di desa? :p.

Terkadang ada perasaan damai sendiri saat waktu pagiku ngga penuh dengan kesibukan – kesibukan, yah begitulah. Kalo di rumah, biasanya mama nyuruh aku ke warung beli sayur, ya dan jangan bayangin aku dateng ke warung terus dilayani lalu bayar dan pulang ya, nggak! Terkadang aku harus mengantri dulu dengan para ibu – ibu yang juga sama buru – buru buat masakin keluarganya sarapan, atau kadang mikir dulu “tadi mama nyuruh beli apa yaaa?-_- hehe *kalo lupa* “, dst. Dan juga biasanya kalo mau kuliah, beberes ini beberes itu, ngerjain tugas yang semalam belum selesai karena ketiduran dll. Atau nggak kalo lagi di asrama, biasanya kalo pagi itu……nyuci!!. haaaaa, pokonya kalo pagi – pagi bisa tenang tanpa ngapa – ngapain itu…..superb!

Di pagi hari, kalo waktuku ngga sibuk, aku suka duduk di deket jendela atau di teras rumah, sambil ngeliat matahari yang perlahan terbit, dari langit yang gelap, kemerah merahan, kuning dan kemudian biru bersinar 🙂 bagiku itu nikmaaat banget, entah kenapa.

Ohya, karena di pagi hari kita juga dianjurkan atau bahkan dlarang untuk jangan tidur lagi, kecuali dengan alasan yang sangat mendesak. Emang kadang susaah banget nahan mata untuk ngga mengantuk, pengennya tidur lagi kalo abis shubuh, astaghfirullah!. Makanya aku suka menghirup udara segar pagi hari, kenapa?. Karena saat mengantuk, otak kita itu lagi kekurangan asupan oksigen, makanya dengan menghirup udara yang segar di pagi hari, kita bisa menghilangkan ngantuk :). #mardianatipsdotcom :p

Sambil itu pula terkadang aku menyusun hal – hal apa aja yang akan aku lakuin hari itu, mengoreksi kesalahanku sehari yang lalu, dzikir pagi yang sangat dianjurkan, dan lain sebagainya:)

ya karena hidup banyak rasa, menikmati pagi termasuk yang paling kusuka 🙂 Selamat Pagiiiii~

pagi
suatu pagi dari jendela di asrama

Mardiana Zulfa, pecinta pagi~

Tatapanmu Saudariku…

IMG_41009774551430

Tatapanmu saudariku…

Tatapan yang menyejukkan…

Tatapan yang menguraikan indahnya kasih sayang, yang rasanya lebih manis dari hanya sekedar lisan…

Tatapan yang penuh dengan rasa rendah hati dan jauh dari kesombongan dan berbangga diri…

Tatapan yang mungkin telah menjatuhkan banyak air mata di setiap liku kehidupan yang kau lalui..

Aku ingin mempunyai tatapan seperti itu…

Tatapan yang mungkin mengharamkanmu dari panasnya api siksaan…

Aku menyayangimu saudariku…

          Kau yang jauh melangkah ke depan terlebih dahulu, dan aku yang masih tertinggal jauh di belakangmu…

Si Hijau Lumut

Haha siapa tuh? He’s my polo bag… Saat mahasiswi – mahasiswi senang dengan tas – tas model cewe bingitz mereka, aku mah apa ieu, sudah nyaman banget sama si Polo, tahukan tas polo kaya apa? Yang kebanyakan keliatan gendut banget, entah ada isinya atau ngga, kaya bawa rumah kura – kura wkwk

Tas berwarna hijau lumut ini, yang aku miliki sejak sekitaran akhir tahun 2013. Jadi ceritanya, aku mengikuti lomba sama temenku adzilah sama fira, alhamdulillaah kami memenangkannya urutan kedua, dan dari situ kami bersyukur karena dapet reward yang lumayan, kami bagi tiga.

Kata mamah, “buat beli apa?”

Aku jawab,”Ana mau beli tas mah, tas yang kuat” (anak sma jawab kaya gituh? :p)

Akhirnya, berangkat deh sama Aang, duyunaw Aang? Ya, he is my abang, Abangku, juga ojekku :p peace :D. Mulai dari mana ya, kalo gak salah sih kita ke Bintaro Plaza, eh sesampainya di sana, harganya ekhem lumayan sesuatu banget hehe (mahaaaal 😦 ) kata Aang, “cari yang laen aja dulu” “okeh”.

Nyari ke toko – toko tas di pinggir jalan, bagus modelnya, harganya juga termasuk pas murah, tapi kan aku nyarinya yang kuat.

“mau?”

“ngga”

Akhirnya kita lanjut ke Pamulang Square, haha, iya pamulang square, yang sering macet dan mini-banjir di depannya. Kemudian setelah galau – galau udah adzan isya, kita milih buat shalat dulu di lantai paling atas, mana kaki udah pegel – pegel -_- setelah shalat hati jadi lebih tenangan, dan akhirnya pilihanku jatuh pada tas itu, kata Aang bagus, tapiiii sayang harganya ngga sesuai sama jumlah uang yang aku bawa, eh! Kata Aang, “Yaudah gapapa pake duit aang” wiiiiiiiiiy, alhamdulillaah seneng banget<3

tas
my bag

Dibawa deh si hijau lumut itu pulang,…. tapi kisah belum berakhir, qadarullah, karcis parkirnya ngga ada alias ilang, lalu siapa yang ngilangin? Aku-lah -_- Jadinya bayar parkir sampe lima belas ribu, Alhamdulillah ‘ala kulli haal, pokonya hari itu, banyak dibantu sama Aang, jazakallahu khairan, Ang, semoga kita selalu tolong menolong ya terus seterusnya.

Btw tas ini udah di bawa kemana – mana, ke Jogja, ke Bogor, ke Cirebon dll Nyamannya pake tas ini, karena emang aku sukanya sama tas berlengan dua, enak, jadi ngga berat sebelah, bikin pegel. Dan kapasitasnya muat banyakk, yaiyalah, jelas dia GEDHE aja kan :p Semoga tas ini terus terusan bermanfaat bagi pemiliknya, aamiin

nb : postingan ini hanya untuk sekedar bercerita saja, jika ada kesamaan merk, tokoh maupun tempat mohon dimaklumi.

Mardiana Zulfa, “mau naik gunung mana, Na?”

Di Sini

Iya, di sini, tepat mamah meninggalkanku melewati malam sendirian sejak usia enam…

Di sini, tempatku berbagi suka dukaku sehari – hari…

Di sini, dimana pikiranku tumbuh menjadi lebih dewasa setiap harinya…

Di sini, tempatku memendam amarah dan juga tangisku dalam – dalam…

Di sini, tempatku bersusah – susah, kala esok akan datang ujian…

Di sini, rencana – rencana besar itu telah lahir…

Ya, di sini, di kamar tidurku…

Diamlah dan tetaplah menjadi pendengar setiaku…

Sampai aku menemukan kamarku yang selanjutnya….. 🙂

my room
my room

24 Karat

Kalo denger kata 24 karat, apa yang langsung kepikiran? Cinta. Cinta?

Mungkin kebanyakan orang iya, like meh 😀 sebenernya ada ga sih cinta yang murni – murni semurni – murninya 24 karat? Entahlah, tapi di postingan ini, aku gaakan bahas seperti apa cinta 24 karat beserta pembuktiannya itu, apalagi definisi karat (korosif) dalam dunia per-kimia-an, hush hush

hati

Ini lebih penting dari itu semua, yaitu bagaimana mengikir hati yang berkarat?
Maasya Allah, hati, iya, hati, Yang kata orang sering bilang “Sakitnya tuh didieuuu” itu lho. Padahal, ternyata yang seharusnya ada dalam hati itu At – Taqwa. At – Taqwa haahunaa “Takwa itu berada di sini” (ya, di dalam hati).

Hati adalah segumpal daging, yang apabila ia rusak, akan rusaklah seluruh tubuh itu. Karena dosa itu membuat hati kita semakin berkarat, setitik demi setitik, jika terus dibiarkan, tertutuplah keseluruhannya, dengan segala bentuk atau modelnya, entah itu dosa besar maupun dosa kecil.

bagaimana mengikir hati dari karat, agar Ia menjadi bersih kembali?

(*) Dengan meninggalkan segala keinginan hati kita kepada selain Allah

Sebab dosa yang paling besar adalah syirik. Penting pula mengajarkan seorang anak dari bahaya yag satu ini. Banyak sekali kita temukan praktik kesyirikan yang dianggap ‘biasa saja’ bagi kehidupan kita, mungkin seperti serial kartun film Alad*n, ya, meminta kepada makhluk selain Allah Jalla Jalaluh, bukan? Terkesan menyenangkan, padahal kalau terselip mungkin di benak si kecil itu, “andai aku bisa sepertinya…….” Astaghfirullah, wa’iyadzubillah….

(*) Dengan banyak – banyak ber-istighfar

“Sungguh beruntung seseorang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak.” (HR. Ibnu Majah)

(*) Dengan memperbanyak membaca Qur’an, memahami maksudnya, dan juga mengamalkan

“Wahai umat manusia! Sungguh telah datang kepada kalian nasihat dari Rabb kalian (Qur’an), obat bagi penyakit yag berada di dalam dada, hidayah dan rahmat bagi orang – orang yang beriman” (Surah Yunus ayat 57)

(*) Dzikrullah, Mengingat Allahu ta’ala

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram
(Surah Ar – Ra’du ayat 28)

(*) Senang dengan kebahagiaan saudara kita

Ya, dengan tidak memelihara dengki di dalam hati, maka hati akan menjadi tenang, insyaallah, karena kecintaan kita terhadap apa yang saudara kita cintai akan berbuah kebaikan yang banyak. Namun adakah cara agar kita dapat saling mencintai?

Rasulullah Shallallahu ‘alayh wasallam bersabda :”Tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”
( HR Muslim no. 54, dari sahabat Abu Hurayrah radiallahu ‘anhum )

(*) Bebatuan kehidupan

“Sungguh kehidupan ini penuh dengan bebatuan, janganlah bebatuan itu membuat kita tersandung, tapi jadikanlah batu itu, pungutlah batu itu, agar kita jadikan tangga, ya tangga menuju kesuksesan” ( dari ustad Syafiq Basalamah )

(*) Jangan menangisi air masa lalu

Biarkan ia mengalir menjadi kenangan. Dengan mengambil hikmah dari masa lalu, jadikan hari ini menjadi lebih baik, juga untuk hari besok. Terlalu tenggelam dalam kegelapan masa lalu pun, terkadang membuat kita lalai dari menjalani hari ini dan mempersiapkan hari besok.

(*) Mari menata hati kembali

Itu saja yang dapat aku bagikan kepada kalian, saudaraku. Pesan ini merupakan sedikiiiiiiiiiiiiiiiiiiit yang dapat aku catat -__-, dari rekaman ceramah Dr Syafiq Riza Basalamah hafidzohullah dengan tema “Mengikir Hati yang Berkarat” yang bisa kalian download di sini 🙂

#NOTETOMYSELF !!! yang masih sangat jauh dari hati yang saliim dan sedang  menujunya.

Aku, Wallpaper dan Masa SMA

Jadi ceritaya abis bongkar – bongkar (kebiasaan lama) galeri foto, eh nemu gambar ini

wallcoo.com_tuscany_by_dimage_001

sebenernya ini memang cuma sebuah gambar, iya, cuma, gambar. Tapiiiiiii, buat aku ini sebagai salah satu saksi kehidupan cielah :p gimana ‘hectic’nya masa – masa sma-ku doeloe. Sampe jadwal pelajaran aja dijadiin wallpaper 😀

Ya, karena jadwal yang cepat sekali berganti, tiap ada jadwal baru, langsung taro di wallpaper hape. Kenapa di hape?. Ya, karena dulu benda itu yang sering kepegang :p.

Ngomong – ngomong ada apa aja tuh?

BJEP = Bahasa Jepang
BING = Bahasa Inggris
BIO = Biologi
dan yang lainnya pasti gaasing kan sama istilahnyaa 🙂

Tapi jangan pikir aku lebay-nya sendirian lho yaa hehe, soalnya temen – temen kelas aku juga ada yang lebih parah, yang wallpaper-nya deadline tugas – tugas dalam waktu dekat, Ada. yang wallpaper-nya daftar ulangan dalam hari – hari dekat, juga ada. Yah begitulah. Entah itu malah membuat kami tidak lupa dan menjadi semangat, atau malah makin nambah bikin suteresno  😀

yaudah sih gitu aja ;D

Mardiana Zulfa, wallpaper hape N*kia C3-nya, dan kejadian di masa lalu~~